Anda gemar begadang atau naik motor di malam hari? Hati-hati! Mulai sekarang Anda harus mempertimbangkan lagi kebiasaan itu jika tidak ingin diserang penyakit wajah petot.
Wajah Petot adalah nama lain penyakit Bell’s Palsy atau kelumpuhan saraf wajah sewaktu-waktu. Penyakit ini paling senang mengintai saat cuaca dingin, seperti musim penghujan.
Ahli Saraf dan Wakil Kepala Bagian Saraf RSU Dr Soetomo, dr Margono SpS (K) mengatakan, Bell’s Palsy ini muncul akibat virus aricella zooster yang berkembang pada saat hawa dingin dan terpaan angin yang kuat dan terus menerus.
“Biasanya, korban mengalami gejala nyeri di kepala, dalam telinga, dan sudut rahang,” ungkap Margono.
Hawa dingin yang menerpa terus-menerus itu bisa menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran pusat saraf di bagian belakang telinga.
Pada umumnya, virus ini sudah terdapat atau mengendap di dalam saraf dalam jangka waktu yang lama dan baru akan flare up atau menyerang disaat kondisi menurun dan ada faktor pencetusnya.
“Yang sering terjadi tanpa disadari wajahnya akan petot seperti kena stroke. Secara estika membuat wajah menjadi terlihat lucu,” ungkap Margono.
Virus yang menyebabkan wajah petot ini akan masuk ketika kondisi tubuh menurun. Akan terjadi pembengkakan di wajah yang menjepit saraf, khususnya saraf ketujuh (ada 12 saraf di bagian wajah).
Saraf ke tujuh ini memiliki peranan penting di bagian wajah antara lain bekerja sebagai motorik wajah, fungsi pengecapan pada 2/3 bagian lidah, dan mengeluarkan air mata.
Ia menambahkan, jepitan pada saraf ketujuh tersebut akan menyebabkan berbagai gangguan pada salah satu sisi bagian wajah, yang nampak seperti ‘lumpuh wajah’ di salah satu sisi.
“Penyakit ini membuat penderitanya tidak bisa menutup kelopak mata sehingga terlihat bagian mata atau alisnya seperti tertarik ke atas. Kondisi ini bisa membahayakan mata karena mata akan menjadi kering karena terbuka terus,” tambahnya.
Selain itu kondisi kelumpuhan juga terjadi pada mulut. Penderita tidak bisa menggerakkan mulut dan bagian bibir terlihat seperti tertarik di satu sisi.
“Penyakit ini bahkan bisa mengganggu pendengaran karena menyebabkan selaput di dalam telinga mengendor. Bahkan, penyakit ini bisa menimbulkan kecacatan menetap jika saraf ketujuh terjepit hebat,” terangnya.